KANTOR POLISI
Pada
suatu hari Fadli mendapat SMS dari Fani, pacarnya. Di SMS tersebut Fani
bilang “Yang, skrng aq sdng d kntr polisi, smua bukti n saksi tlh
mengarh kpd q, polisi tlh mengintrogasiku, aq takut, stlh bbrp lm
akhrny...”. Tanpa berpikir panjang Fadli mengambil motor di garasinya
dan langsung tancap gas menuju kantor polisi.
Sampai di kantor polisi, ternyata gadis pujaannya itu sama sekali tak
terlihat batang hidungnya. Karena Fadli adalah anak yang sangat pemalu
dan lugu, dia tidak berani bertanya kepada pak polisi yang sedang
berjaga di kantor tersebut.
Setelah
beberapa lama mondar-mandir di tempat tersebut, akhirnya dia
memberanikan diri untuk bertanya kepada pak satpam yang sedang jaga di
pintu gerbang. “Pak, boleh numpang tanya!, sejak tadi ada gak cewek yang di tahan di kantor ini?”.
“Waduh...
saya gak tau mas, di sini saya hanya bertugas untuk mengatur kendaraan
yang keluar masuk dari tempat ini”, jawab pak satpam kepada Fadli.
“Kalau gitu, makasih pak!”, sahut Fadli.
Mendengar
jawaban dari pak satpam, Fadli mempunyai inisiatif untuk menelepon
pacarnya tersebut. “Hallo... Say, kamu ada dimana?, kucari ke kantor
polisi kok gak ada?, gimana keadaan kamu?, katanya kamu ditahan di
kantor polisi?”, ucap Fadli dengan sedikit merasa cemas.
Sambil tersenyum dia mencoba menenangkan kekasihnya, “Yang, sekarang aku sedang di rumah, aku baik-baik aja kok!”.
“Terus yang kirim SMS ke aku itu siapa?”, tanya Fadli kepada Fani.
“Oh... SMS itu, kamu pasti belum baca isi semua SMS dariku itu!. baca lagi donk!”, tukas Fani.
Fadli terdiam.
“Udah gitu aja yach... nanti pulsa kamu habis. Udah yach... dah sayaaang...”, Fani kemudian menutup hand phonenya.
Fadli
masih bingung!. Lalu dia membuka SMS itu lagi dan membacanya. Beberapa
saat kemudian dia tertawa sendiri karena tahu isi lengkap SMS tersebut
adalah, “Yang, skrng aq sdng d kntr polisi, smua bukti n saksi tlh
mengarh kpd q, polisi tlh mengintrogasiku, aq takut, stlh bbrp lm akhrny
aq dpt srt tilang, d srt tu trtls anda dinyatakan bebas krn semua bukti
n saksi menyatakan bahwa anda adalah wanita yg cantik menawan hati”.
Dalam hati Fadli berkata “Ternyata aku orang begok yach...!”.
06 Maret 2007
SANDALKU RAIB
Rudi
dan Andi adalah sahabat yang sangat dekat, kemanapun dan dimanapun
mereka selalu berdua. Seperti kata pepatah, dimana ada gula di situ
pasti ada semut, dimana ada Rudi disitu pasti ada Andi.
Suatu sore Andi curhat sama Rudi. “Hari ini aku bener-bener kesal banget Rud”, tutur Andi kepada Rudi.
“Emangnya kenapa And?”. Tanya Rudi kepada Andi.
Dengan
sedikit menggerutu Andi menjawab pertanyaan Rudi, “Tadi siang aku
sholat jum'at berjama'ah di masjid Sabilul Khoir di sebelah rumahku. Aku
berangkat ke masjid memakai sandal yang baru kubeli di mall bareng kamu
minggu lalu, ta....”. Dia berhenti bicara karena terpotong omongan
Rudi.
“Emang kenapa dengan sandalmu And?”, sahut Rudi karena merasa penasaran dengan cerita Andi.
“Waktu
aku mau pulang, sandal yang ku pakai waktu berangkat ke masjid itu
sudah raib entah kemana. Setelah lama kucari, tetap gak ada, yach...
akhirnya kuputuskan untuk menunggu sampai semua jama'ah sholat jum'at
pulang. Aku berfikir mungkin sandalku tertukar sama sandal milik orang
lain. Setelah semuanya pulang, yang tersisa hanya tinggal sepasang
sandal usang, dan yang menyedihkan lagi salah satunya udah berlubang.
Mau gimana lagi..., akhirnya dengan terpaksa sandal itu ku pakai dan
kubawa pulang, itung-itung dibanding pulang gak pakai sandal”. Jawab
Andi dengan muka agak kusut.
Sembari
menahan tawa, Rudi bilang pada Andi, “Hmm... kalau gitu... minta aja
pertanggung jawaban sama pak ustadz yang tadi siang jadi khotib di
masjid”.
Dengan sedikit bingung Andi bertanya pada Rudi, “kok bisa gitu Rud?”.
Sambil tertawa Rudi menjawab, “Disetiap khutbah sholat jum'at, pak ustadz selalu menyerukan
kepada para jama'ah untuk mengambil yang baik-baik dan tinggalkan yang
jelek-jelek. Mungkin orang yang mengambil sandalmu itu mengikuti apa
yang dikatakan pak ustadz”.
Mereka tertawa terbahak-bahak.
07 Maret 2007
NAIK LIFT
Icha
adalah salah satu karyawan hotel berbintang lima di Surabaya. Suatu
hari dia mendapat telepon dari Fitri, teman masa kecilnya dan merekapun
terlarut dalam obrolan hangat. Setelah beberapa lama mengobrol, mereka
mempunyai ide untuk bertatap muka secara langsung guna melepas kerinduan
diantara mereka. Karena Icha sangat sibuk dengan pekerjaanya dan tak
bis meninggalkannya sedetikpun, mereka memutuskan untuk bertemu di
tempat Icha bekerja yaitu di hotel Saturnus lantai 10 blok 01.
Singkat cerita, Fitri menuju hotel Saturnus. Sesampainya di lantai satu, Fitri kembali menelepon Icha.
Fitri : Hallo... Cha... sekarang aku sudah berada di lantai satu, tolong jemput aku yach!
Icha : Kamu langsung naik aja ke lantai sepuluh, liftnya disebelah resepsionis.
Fitri : Aku gak berani naik sendirian, aku kan orang asing di hotel ini, entar aku dikira orang jahat lagi!. Jemput aku dong, please...
Icha : Ya... okelah!. Tunggu bentar, jangan kemana-mana!.
Setelah beberapa saat menunggu, batang hidung Icha muncul juga dan Icha mengajak temannya itu untuk naik ke lantai sepuluh.
Icha : Aku heran sama kamu sekarang!.
Fitri : Emang kenapa dengan aku Cha?.
Icha : Dulu,
waktu di sekolah, kamu kan cewek paling pemberani diantara yang lain,
sampai-sampai kamu dijuluki cewek superman. Kok sekarang mau nemui aku
aja minta dijemput segala!.
Fitri : (sambil berbisik dan sedikit menahan tawa), Jujur aja Cha..., sebenarnya aku itu gak tau cara menggunakan lift...!.
Icha : Hah....!!!???
07 Maret 2007
GAPNET
Suatu
hari Bu Evi, guru Bahasa Inggris di SMU Harapan Makmur, memberi tugas
siswa kelas sepuluh IPA untuk mencari sebuah artikel di internet yang
membahas tentang flora dan fauna. Tugas itu dikerjakan secara
berkelompok dan setiap kelompok akan dipilih secara acak. Setelah
dilakukan pengacakan terbentuklah beberapa kelompok dan setiap
kelompoknya terdiri dari 3 orang.
Salah
satu kelompok dari beberapa kelompok yang ada adalah kelompok III yang
terdiri dari Novi, Ani dan Ria. Mereka bertiga sepakat berbagi tanggung
jawab dalam menyelesaikan tugas dari Bu Evi. Secara kebetulan Novi
bertugas untuk mencari artikel di internet, Ani bertugas menterjemahkan
artikel kedalam bahasa Indonesia dan Ria bertugas untuk mengetik,
mencetak dan mengumpulkan artikel tersebut ke Bu Evi.
Sepulang
sekolah, mereka bertiga berjalan bersama. “Nov..., jangan lupa yach...,
kamu cari artikel di internet!”, tutur Ani kepada Novi.
“Tenang
aja, semua pasti beres!”, jawab Novi dengan meyakinkan. Tetapi dalam
hati dia sangat bingung. Jangankan internet, komputer saja Novi masih
belum mahir mengoperasikannya.
Karena
terpaksa, sore itu Novi memberanikan diri untuk pergi ke warnet untuk
melaksanakan tugasnya. Sesampainya di warnet, dia langsung duduk
menghadap sebuah komputer dan mengotak-atiknya.
Satu
jam telah berlalu, keringat dingin telah membasahi Novi, karena selama
itu dia belum lakukan apa-apa, hanya otak atik mouse dan keyboard.
Dengan menahan rasa malu, Novi memberanikan diri untuk bertanya kepada
Mbak yang sedang jaga warnet. “Permisi Mbak..., boleh tanya!. Gimana
ya... cara membuka internet itu?”.
“Lho... selama satu jam itu kamu ngapain aja?”, Mbak itu balik bertanya kepada Novi.
“Aku cuman otak atik mouse ama keyboard aja, nggak ada yang lain!”, jawab Novi sembari menahan rasa malu yang semakin besar.
Mendengar
jawaban tersebut, Mbak itu terkejut dan sambil menahan tawa dia
berkata, “Ya sudahlah..., nggak apa-apa, nanti kuajarin bagaimana
caranya!”.
Seketika wajah Novi nampak lega karena ada yang mau berbaik hati mengajari bagaimana cara berinternet.
Singkat cerita, Mbak penjaga warnet tersebut beralih profesi menjadi guru kursus kilat belajar internet.
Esoknya
Novi bertemu Ani dan Ria di sekolah. Kemudian Novi menceritakan
pengalamannya di warnet kemarin. Setelah mendengar cerita tersebut,
spontan saja mereka berdua tertawa. Tiba-tiba saja Ani menyahut,
“Bentar-bentar..., aku mau ngomong nih. Jujur aja yach..., waktu
pembagian tugas kemarin, aku berharap enggak kebagian tugas mencari
artikel di internet, soalnya aku juga gapnet alias gagap internet, ha...
ha... ha..”.
Spontan saja Novi bertanya, “Hah..., An... kamu juga gapnet ta?, kalau kamu Ria?”.
Sambil menahan tawa dan menundukkan kepala Ria menjawab, “Aku juga gapnet!”.
“ha.. hhaa... hhhaaa...!.”.
10 Maret 2007
TERLAMBAT NGANGKAT
Suatu hari Adi larut dalam obrolan hangat bersama Candra, teman sekaligus tetangganya.
Adi : Aku punya pertanyaan Ndra!. Kalau kamu bisa menjawabnya, aku janji nanti kamu ku traktir di warungnya Pak Sholeh!. Mau ngaak?
Candra : Beneran Di, entar kamu bohong lagi!
Adi : Aku ini serius Ndra!. Kamu kok gak percaya sih sama sahabatmu ini! (dengan nada agak tinggi).
Candra : Percaya-percaya..., apa sih pertanyaannya?
Adi : Begini Ndra, saya punya tiga cerita, nanti kamu simpulkan apa kesamaan dari ketiga cerita itu?, Oke!
Candra : (mengangguk...)
Adi : Pertama,
saya pernah melihat ada seekor sapi mati mengenaskan gara-gara hanyut
terseret arus sungai Ciliwung yang sangat deras. Cerita kedua, waktu itu
saya bekerja sebagai koki di sebuah restoran terkenal di Jakarta.
Setelah hampir 3 bulan bekerja, saya dipecat oleh pemilik restoran itu
karena telah tiga kali menggosongkan daging ayam yang sedang saya masak.
Yang ketiga, saya pernah melihat seorang cewek yang baru 6 bulan
menikah meloncat kegirangan dan langsung memeluk suaminya karena dokter
yang memeriksanya mengatakan bahwa ia positif hamil. Sekarang, apa
kesamaan dari ketiga ceritaku tadi?.
Candra : ...Apa ya?...(berfikir)... Nyerah deh, aku nggak tahu!
Adi : Beneran nih... nyerah, nggak jadi ku traktir lho...!
Candra : Ya udahlah..., beritahu jawabannya sekarang, pusing aku memikirkannya.
Adi : Jawabanya adalah... terlambat ngankat!
Candra : (berfikir)...ha...ha...ha...!
10 Maret 2007
MONYET KEBINGUNGAN
Pada
saat jam istirahat sekolah, Silvy mendatangi ketiga temannya yang
sedang duduk di taman menikmati indahnya langit pagi yang begitu cerah.
Silvy : Hai semua..., aku punya pertanyaan nih. Buah apa yang bikin monyet bingung?
Heni : Gak tau ah...!
Joni : Aku tahu aku tahu... pisang!
Silvy : Kok bisa pisang, apa alasannya Jon?
Joni : Karena kalau nggak ada pisang pasti monyetnya kelaparan dan mati.
Silvy : Salah...!
(Joni, Heni dan Agus terdiam)
Agus : Nyerah deh...
Silvy : Beneran..., kalian semua nyerah?
(Joni, Heni dan Agus terdiam...)
Silvy : Ya udah tak beritahu. Jawabannya adalah... buah jambu!
Agus : (dengan rasa penasaran)Kok bisa buah jambu...?
Joni : Apa alasanmu Silvy?
Heni : Kok jambu...
Silvy : (sambil menunjuk kepada ketiga temannya) He...he... Tuh bener kan, monyetnya pada bingung! Ha...ha...ha...
Agus : (sambil tersenyum)...Awas kamu silvy, nanti ku balas kamu!
10 Maret 2007
INTERISTI SEJATI
Karena
tidak mempunyai tiket untuk menonton pertandingan secara langsung,
seorang interisti, julukan bagi suporter fanatik Inter Milan mencoba
memasuki stadion dengan cara memanjat tembok stadion Geusepe Meaza untuk
melihat derbi klasik antara AC Milan vs Inter Milan. Setelah berhasil
memasuki stadion, dia melihat satu tempat duduk belum terisi dan
disebelahnya duduk seorang Kakek yang dengan tenang menunggu dimulainya
derbi itu. Interisti yang belakangan diketahui bernama Francisco
Tapanuli itu kemudian mendatangi si Kakek dan bertanya kepadanya,
“Permisi Kek, apakah tempat duduk di sebelah anda ini memang kosong atau
ada orang lain yang akan menempatinnya tetapi belum datang kesini?”.
Kakek
yang memakai kaos bermotif garis biru hitam, (Seragam tim Inter Milan)
lengkap dengan syal bertuliskan Internazionale Milano itu menjawab,
“Tempat duduk ini memang kosong!. Kalau mau anda boleh menempatinya!”.
“Terima
kasih Kek!”, jawab Fransisco sambil duduk di sebelah Kakek itu.
“Ngomong-ngomong, kenapa anda menonton pertandingan ini sendirian?”,
lanjut Francisco.
“Selama
lebih dari 20 tahun, saya bersama istri saya tak pernah sekalipun
melewatkan derbi antara Inter Milan vs AC Milan, dan biasanya dia duduk
di tempat duduk yang sedang anda tempati sekarang”, jawab si Kakek.
“Terus, dimana istri anda sekarang Kek?”, tanya Francisco dengan penasaran.
Dengan memandang ke wajah Fancisco Kakek menjawab, “Dia sudah meninggal dunia!”.
Mendengar jawaban Kakek, Francisco berkata, “Oh... Maaf Kek. Saya turut berbelasungkawa atas meninggalnya istri anda”.
“Terima kasih!”, tutur si Kakek.
Francisco dan Kakek terdiam.
Beberapa
saat kemudian Francisco kembali bertanya kepada si Kakek, “Kenapa anda
tidak mengajak kerabat yang lain untuk menonton pertandingan ini?”.
“Sekarang mereka semua sedang sibuk!”, jawab Kakek.
“Sibuk apa mereka Kek?”, Francisco bertanya lagi.
Dengan tenang si Kakek menjawab, “Mereka sedang menghadiri pemakaman istri saya”.
Francisco, “...!!!”, (dalam hati dia berkata, “Bener-bener Interisti Sejati”).
14 Maret 2007
LAUT=ISTIRAHAT
Pak
Ujang adalah salah satu warga kota Bandung yang kini tinggal di kota
Surabaya. Selama delapan tahun ini dia tinggal di Surabaya bersama sang
istri tercinta yang kebetulan asli orang Surabaya.
Seperti
pada hari-hari sebelumnya, dia melewati aktifitas hariannya dengan
bekerja di salah satu perusahaan swasta yang terletak di Surabaya Timur.
Sampai suatu sore dia mengalami kejadian yang menggelikan karena selama
delapan tahun tinggal di Surabaya dia baru tahu kalau laut (bahasa
jawa), dalam bahasa Indonesia berarti istirahat.
Jam
dinding telah menunjuk pukul 4 sore, waktunya Pak Ujang beserta
karyawan yang lain untuk pulang dari tempatnya bekerja. Sesampainya
didepan pintu gerbang perusahaan, ia dihampiri seorang pemuda yang
mencoba bertanya kepadanya. “Permisi Pak, nderek tangglet, satpame
sampun laut to pak?, tanya pemuda tadi yang diketahui bernama
Jono. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Permisi Pak, mau tanya, apakah
satpamnya sudah beristirahat?”).
“Sanes
Mas, satpame sakeng angkatan darat”, jawab Pak Ujang. (Artinya “Bukan
Mas, satpamnya berasal dari angkatan darat”, karena mengira kalau arti
dari pertanyaan Si Jono adalah “Permisi Pak, mau tanya, apakah satpamnya
dari angkatan laut?”).
Mendengar
jawaban tersebut, Jono menjadi bingung. Dalam benaknya Jono berfikir
mungkin suaranya kurang lantang sehingga Bapak tersebut kurang mendengar
pertanyaannya. Kemudian dia kembali bertanya “Satpame wes laut to Pak?”. (Dalam bahasa Indonesia berarti “Apakah satpamnya sudah beristirahat?”).
Pak
Ujang kembali menjawab, “Sanes Mas, Satpame ndugi angkatan darat”.
(Yang artinya “Bukan Mas, Satpamnya dari angkatan darat”).
Mendengar
jawaban itu Jono merasa sedikit kesal, kemudian dia memutuskan kembali
bertanya dengan memakai Bahasa Indonesia. “Paak...!, apakah satpam di
sini sedang beristirahat?”, tanya si Jono.
“Ya...,
bener Mas. Satpam disini sedang beristirahat. Memangnya Mas ada perlu
apa?”, jawab Pak Ujang yang kembali bertanya kepada Jono.
“Paman
saya, namanya Pak Arif adalah salah satu satpam di perusahaan ini. Saya
ingin menemuinya karena ada keperluan keluarga yang sangat penting yang
ingin saya sampaikan kepadanya”, jawab Jono.
“Anda
langsung aja ke bagian informasi yang terletak di gedung A lantai
satu”, tutur Pak Ujang sambil menunjuk salah satu gedung yang berwarna
biru.
“Terima
kasih atas bantuannya Pak”, lanjut si Jono sambil melangkahkan kaki ke
gedung A. Pak Ujang pun kembali menghidupkan motornya dan lansung tancap
gas menuju rumah.
Sesampainya
di rumah, Pak Ujang langsung menceritakan peristiwa tadi kepada
istrinya. Spontan saja istrinya tertawa mendengar cerita dari sang
suami. Lalu si istri bilang sama sang suami “Mas iku yo’opo seh..., lek
dek bahasa Indonesia, laut iku...., artine istirahat”. (Dalam
bahasa Indonesia berarti “Mas itu gimana sih..., kalau di Bahasa
Indonesia, laut itu artinya istirahat”).
Spontan
aja Pak Ujang tersenyum menahan malu mendengar penjelasan dari sang
istri. Dalam hatinya dia berkata “Saya ini sudah delapan tahun di
Surabaya, kok saya baru tahu kalau laut itu berarti istirahat”.
24 Maret 2007
PASAR BUAH
Pada suatu malam, si Joko duduk berdua dengan kekasihnya memandangi bintang-bintang di langit.
“Malam ini sangat indah ya...”, tutur si Joko yang diikuti senyuman oleh kekasihnya.
Sembari
memandang wajah kekasihnya, Joko melanjutkan ucapannya “Sayang...,
Hitam matamu bagai buah manggis, lengkung alismu seperti pisang raja,
hidung mancungmu melambangkan kesegaran buah belimbing, bibir merahmu
menggambarkan manisnya buah apel, halusnya kulit wajahmu melebihi
halusnya buah mangga”.
“Kok bisa gitu...?”, tanya kekasihnya.
Spontan saja Joko menjawab “Wajahmu benar-benar seperti pasar buah..! Ha... ha... ha....!!!”.
24 Maret 2007
ASPAL KERING
Sudah
3 bulan ini Denny meninggalkan kampung halamannya untuk mencari rezeki
di kota Bandung. Untuk mengobati rasa rindu pada Safira, kekasihnya di
kampung, dia berinisiatif menulis sepucuk surat yang akan dia kirim
lewat Pos.
Singkat
cerita, surat tersebut sampai ke tangan Safira. Dia senang kegirangan
mengetahui surat tersebut dikirim oleh sang pujaan hatinya. Tanpa banyak
kata, dia langsung membuka dan membaca isi surat tersebut.
Mendadak wajah Safira berubah cemberut setelah membaca selembar puisi yang terdapat surat tersebut.
Alangkah indahnya
Saat kita berdua
Pergi bersama
Arungi samudra cinta
Lewati hari-hari bahagia
Ku berharap
Engkau mengerti
Rasa cintaku hanya untukmu
Impianku hanyalah engkau
Nurani yang selalu kurindu
Gundah hatiku tanpamu
Dengan
wajah muram dan tanpa berfikir panjang dia langsung mensobek-sobek
selembar puisi tersebut dan membuangnya ketempat sampah karena tahu inti
dari puisi itu adalah Aspal Kering.